Palu – Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menyelenggarakan Workshop Manajemen dan Analisis Data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) bagi petugas surveilans kabupaten/kota serta provinsi dari wilayah Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini berlangsung pada 29 September – 3 Oktober 2025 di UPT Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi Sulawesi Tengah.
Workshop dibuka secara virtual oleh Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan, Dr. Sumarjaya, SKM., MM., MFP., CFA, melalui zoom meeting, dan dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili oleh dr. Jumriani, MH (Kepala Bidang P2P).
Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas petugas surveilans provinsi, kabupaten/kota, serta Balai Kekarantinaan Kesehatan dalam pengelolaan dan analisis data SKDR. Hal ini penting karena SKDR memantau 24 penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang dilaporkan dari puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia.
Dalam arahannya, Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan menekankan bahwa kemampuan manajemen dan analisis data sangat krusial dalam mendukung deteksi dini, respon cepat, serta pengambilan keputusan berbasis bukti di sektor kesehatan.
Kegiatan ini diikuti sekitar 102 peserta, yang terdiri dari unsur Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten/kota, Balai Kekarantinaan Kesehatan, dan mitra terkait. Para peserta berasal dari seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah, dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan RI, PAEI, PHEOC, FETP, WHO Indonesia, PKMK UGM, dan RCCE.
Selama lima hari, peserta mendapatkan materi terkait kebijakan SKDR, konsep epidemiologi, teknik pengelolaan dan validasi data, analisis berbasis SKDR dan surveilans situasi khusus, hingga strategi diseminasi informasi hasil analisis kepada pimpinan, lintas program, dan masyarakat. Kegiatan juga dilengkapi sesi praktik langsung serta penyusunan rencana tindak lanjut.
Workshop ini didukung pendanaan hibah Global Fund–ATMR Komponen Malaria Tahun 2025 melalui program C19RM.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kapasitas tenaga surveilans di daerah semakin meningkat sehingga dapat memperkuat sistem kewaspadaan dini dan respon kesehatan masyarakat, khususnya dalam menghadapi ancaman penyakit potensial KLB di Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Sumber, Kepala Seksi Pencengahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Moh. Ikbal.
Penulis Sumiati, SKM., M. Kes