Dinas Kesehatan Sulteng Gelar Sosialisasi Penyusunan Peta Respon bagi Pengelola Program Kabupaten/Kota

Palu, 22–24 Oktober 2025 — Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah melalui UPT Pusat Pelayanan Keselamatan Terpadu (P2KT) menyelenggarakan Sosialisasi Penyusunan Peta Respon bagi Pengelola Program Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tengah di Hotel Jazz, Kota Palu.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Kewaspadaan UPT P2KT di bawah kepemimpinan Fitriani, SKM, ini diikuti oleh 33 peserta dari 12 kabupaten/kota, dengan Kabupaten Banggai Laut menjadi satu-satunya daerah yang berhalangan hadir, serta melibatkan staf dari UPT P2KT.

Acara dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Wayan Apriani, SKM., M.Epid, yang dalam sambutannya menegaskan pentingnya kesiapsiagaan sektor kesehatan dalam menghadapi berbagai potensi krisis akibat bencana alam maupun sosial di wilayah Sulawesi Tengah.

“Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang secara geografis dan geologis sangat rawan bencana. Dari gempa bumi, tanah longsor, banjir, hingga letusan gunung berapi — semuanya dapat berdampak pada kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan ini, kita berupaya agar respon terhadap bencana menjadi lebih terstruktur dan efektif,” ujar Wayan Apriani.

Beliau juga menekankan pentingnya pembelajaran dari pengalaman bencana sebelumnya, termasuk pandemi COVID-19, yang mengajarkan pentingnya adaptasi dan ketangguhan.

“Pandemi memberi kita banyak pelajaran, termasuk bagaimana beradaptasi di tengah keterbatasan. Begitu pula dalam menghadapi bencana lain, kita perlu membangun kesiapan dengan data dan peta respon yang akurat agar setiap tindakan menjadi tepat sasaran,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Wayan Apriani turut menyampaikan bahwa hingga September 2025 tercatat 98 kejadian banjir di Sulawesi Tengah, disusul tanah longsor, kebakaran, dan angin puting beliung yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim dan faktor sosial.

“Perubahan cuaca dan perilaku manusia menjadi tantangan baru. Karena itu, penyusunan peta respon ini penting agar kita dapat mendeteksi daerah rawan bencana — baik alam maupun sosial — dan melakukan langkah mitigasi yang tepat,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, serta Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Peserta mendapatkan berbagai materi strategis, di antaranya:

  • Kebijakan dan strategi penanggulangan krisis kesehatan,
  • Manajemen penanggulangan bencana bidang kesehatan,
  • Standar minimum pelayanan kesehatan dalam situasi krisis,
  • Sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan, serta
  • Praktik Penyusunan Peta Respon bebasis data potensi risiko daerah.

Melalui kegiatan ini, diharapkan seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah mampu menyusun peta respon krisis kesehatan yang memuat aspek bahaya, kerentanan, kapasitas, serta jalur evakuasi, sebagai dasar pengambilan keputusan dalam situasi darurat.

Kegiatan ini juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat sistem tanggap darurat kesehatan di Provinsi Sulawesi Tengah, sekaligus memperkokoh sinergi lintas sektor dalam upaya mitigasi dan penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.

Sebagai penutup, Plt. Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta yang telah hadir dan aktif berpartisipasi.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, narasumber, dan panitia pelaksana. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk memperkuat respon cepat dan koordinasi kesehatan dalam menghadapi setiap ancaman bencana di Sulawesi Tengah,” tutup Wayan Apriani.

Humas Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah