Palu, Juli 2025 – Peningkatan angka kesakitan dan kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, stroke, dan kanker kini menjadi tantangan serius dalam pembangunan kesehatan masyarakat. PTM tidak hanya menambah beban sistem kesehatan dan ekonomi, tetapi juga berdampak langsung terhadap meningkatnya angka kemiskinan.
Data global mencatat bahwa dua dari tiga kematian setiap tahun disebabkan oleh PTM, dan sekitar 9 juta kematian terjadi pada usia di bawah 60 tahun. Ironisnya, 90% dari kematian akibat PTM terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, lebih dari 70% penderita PTM tidak menyadari kondisi kesehatannya, dan sekitar 30% tidak menjalani pengobatan secara rutin, yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
Pengendalian PTM Melalui Posbindu
Pengendalian PTM perlu dilakukan secara sistematis dengan pendekatan promotif dan preventif melalui pengurangan faktor risiko utama, yaitu:
Kebiasaan merokok
Kurangnya aktivitas fisik
Pola makan tidak sehat
Konsumsi alkohol
Salah satu strategi yang terbukti efektif adalah dengan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) melalui pembentukan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).
Peran Strategis Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan wadah partisipatif masyarakat dalam upaya deteksi dini dan pengendalian PTM melalui tiga pilar utama:
- Surveilans Faktor Risiko: Mendeteksi dan memantau faktor risiko PTM.
- Promosi Kesehatan: Mendorong gaya hidup sehat melalui pendekatan CERDIK (Cek kesehatan rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres).
- Deteksi Dini dan Rujukan: Memberikan layanan pemeriksaan dasar, konseling, dan rujukan ke fasilitas kesehatan.

Hingga tahun 2025, jumlah Posbindu PTM di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 1.831 unit. Ke depan, diharapkan seluruh kelurahan dan desa dapat menyelenggarakan kegiatan Posbindu, termasuk di fasilitas umum seperti hotel, apotek, pusat perbelanjaan, perkantoran, terminal, dan pelabuhan.
5M: Tujuan dan Manfaat Penyelenggaraan Posbindu PTM
Posbindu PTM bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat melalui pendekatan 5M, yaitu:
- Membudayakan Gaya Hidup Sehat
Mengintegrasikan perilaku CERDIK dalam kehidupan sehari-hari.
- Mawas Diri
Masyarakat dapat menyadari dan mengendalikan faktor risiko PTM sejak dini.
- Metodologis dan Medis
Kegiatan dilakukan oleh kader terlatih dan bertanggung jawab, serta dapat dipertanggungjawabkan secara medis.
- Mudah Dijangkau
Kegiatan dilaksanakan di lingkungan masyarakat dengan waktu yang disepakati.
- Murah
Diselenggarakan secara kolektif dengan biaya yang disesuaikan kemampuan masyarakat.
Alur Layanan Posbindu PTM: Tahapan 5 Meja
Pelaksanaan Posbindu PTM terdiri dari lima tahapan layanan:
1. Registrasi dan pencatatan ulang data sasaran.
2. Wawancara terkait riwayat kesehatan dan faktor risiko.
3. Pengukuran antropometri: tinggi badan, berat badan, lingkar perut.
4. Pemeriksaan faktor risiko PTM: tekanan darah, gula darah, kolesterol, APE, CBE, IVA, dan lain-lain sesuai kapasitas Posbindu.
5. Identifikasi, edukasi, dan tindak lanjut, termasuk rujukan ke fasilitas kesehatan.
Semua hasil dicatat dan dilaporkan untuk mendukung sistem pemantauan yang tertata.

Pelaksana dan Sasaran Kegiatan
Kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan oleh kader terlatih, berasal dari kelompok masyarakat, organisasi, atau tempat kerja yang berkomitmen menjalankan kegiatan Posbindu secara berkelanjutan. Sasaran utama adalah masyarakat sehat, individu dengan faktor risiko, dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas. Posbindu dapat dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, sekolah, rumah ibadah, serta dapat terintegrasi dengan kegiatan komunitas seperti karang taruna dan majelis taklim.
Klasifikasi Posbindu PTM
Posbindu dikelompokkan menjadi dua jenis:
Posbindu Dasar: Pemeriksaan faktor risiko dasar (merokok, konsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik, alkohol, IMT, tekanan darah, lingkar perut).
Posbindu Utama: Pemeriksaan lanjutan (APE, gula darah sewaktu, kolesterol, trigliserida, CBE, IVA, tes alkohol darah, tes amfetamin urin, dan potensi cedera).

Kemitraan sebagai Kunci Keberhasilan
Kemitraan lintas sektor sangat penting dalam penguatan Posbindu PTM. Kolaborasi dengan Forum Desa/Kelurahan Siaga, sektor swasta (seperti klinik swasta), organisasi masyarakat, dan dunia usaha menjadi kunci dalam mendorong perluasan dan keberlanjutan kegiatan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah mengajak seluruh lapisan masyarakat, pemerintah daerah, dan stakeholder terkait untuk bersama-sama memperkuat Posbindu PTM sebagai bagian dari transformasi layanan kesehatan promotif dan preventif demi mewujudkan masyarakat Sulawesi Tengah yang lebih sehat dan produktif.
Penulis : Muhtadi, SKM., MH