Artikel Kesehatan

Rabies: Penyakit Mematikan yang Perlu Diwaspadai

Rabies: Penyakit Mematikan yang Perlu Diwaspadai Apa Itu Rabies ? Rabies adalah penyakit infeksi akut pada sistem saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies dari genus Lyssavirus. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies (HPR) terutama anjing (99%), kucing & kera. Rabies bersifat fatal apabila gejalanya sudah muncul, karena hingga saat ini belum ditemukan pengobatan yang efektif. Gejala utama rabies pada manusia meliputi: Rabies memiliki case fatality rate (CFR) 100%, yang berarti pasien yang sudah menunjukkan gejala pasti meninggal. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan dini menjadi kunci utama dalam pengendalian rabies. Kasus Rabies di Sulawesi Tengah Pada tahun 2024, jumlah kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR) di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 4.470 kasus yang tersebar di 13 kabupaten/kota, Sejarah KLB Rabies di Sulawesi Tengah Tahun 2011: Kabupaten Poso mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies dengan 12 kasus kematian. Hingga kini, status KLB belum dicabut karena masih ada kasus kematian akibat rabies setiap tahunnya. Upaya Strategi Pencegahan dan Pengendalian Rabies 1. Tata Laksana Pertolongan Pertama yakni dengan pencucian luka 2. Pemberian Vaksin Anti Rabies (VAR) Vaksin diberikan berdasarkan kategori hewan yang menggigit: 3. Pemberian Serum Anti Rabies (SAR) Serum Anti Rabies  diberikan jika ada indikasi luka resiko tinggi Fasilitas dan Kerjasama Lintas Sektor Penutup Rabies adalah penyakit yang dapat dicegah dengan kesadaran dan tindakan yang tepat. Masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap potensi penularan rabies dengan tidak membiarkan hewan peliharaan berkeliaran bebas, rutin melakukan vaksinasi hewan, dan segera mencari pertolongan medis jika tergigit oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies. Dengan langkah pencegahan yang baik dan kerjasama dari berbagai pihak, kita dapat mengurangi risiko rabies dan melindungi kesehatan masyarakat secara luas. Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dari ancaman rabies. Sumber : Pengelola Program Rabies, Yusmi Yusuf, SKM.

Read article
Eradikasi Frambusia: Upaya Menghilangkan Penyakit Secara Permanen

Apa Itu Frambusia? Eradikasi frambusia merupakan upaya pembasmian berkelanjutan untuk menghilangkan frambusia secara permanen sehingga tidak menjadi masalah kesehatan. Frambusia itu sendiri adalah penyakit infeksi jangka panjang (kronis), disebabkan oleh sejenis bakteri (Treponema pallidum sp. Pertenue) yang paling sering mengenai kulit, tulang, dan sendi. Adapun faktor risikonya antara lain kesehatan lingkungan yang buruk dan kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Langkah Eradikasi Frambusia di Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah di tahun 2024 menjadi langkah awal untuk eradikasi frambusia, sesuai tahapan penilaian eradikasi frambusia yang diawali dengan membentuk Tim Penilai Eradikasi Provinsi. Penilaian eradikasi oleh tim provinsi menghasilkan kategori nilai baik dan berdasarkan surat Kepala Dinas Kesehatan provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Sigi dan Kota Palu direkomendasikan untuk mendapatkan sertifikat bebas frambusia kepada Tim Penilaiai Bebas Frambusia Kementerian Kesehatan RI. Penilaian eradikasi frambusia oleh Tim Eradikasi Kementerian Kesehatan RI Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan pada tanggal 28 – 31 Oktober 2024 untuk Kota Palu dan Kabupaten Sigi. Berdasarkan surat Dirjen P2P Kemkes RI tanggal 31 Desember 2024 dinyatakan lulus dan kedua daerah tersebut dapat di rekomendasikan untuk memperoleh sertifikat eradikasi frambusia. Kota Palu dan Kabupaten Sigi telah melewati bebarapa tahapan untuk memperoleh hasil tersebut. Pertama kabupaten/kota telah membuktikan bahwa tidak ditemukan kasus frambusia baru berdasarkan surveilans berkinerja baik, yang kedua rekomendasi provinsi setelah melakukan sertifikasi frambusia, yang ketiga ‘assessment time’ sertifikasi pusat yang terdiri dari tiga kelompok kerja, yaitu dari NTDs, Perdoski, dan PAEI Pusat sehingga menghasilkan pertimbangan kabupaten/kota bebas frambusia Komitmen dan Harapan ke Depan Keberhasilan kota Palu dan kabupaten Sigi dalam mengantarkan daerahnya masing- masing, tidak lepas dari komitmen pemerintah dan peran serta masyarakatnya dalam mencapai eradikasi frambusia tersebut. Dinas Kesehatan Provinsi berharap pada daerah lainnya bisa mencontoh daerah yang telah sukses eradikasi frambusia. Sesuai komitmen pemerintah Republik Indonesia dan World Health Organization, diharapkan Indonesia sudah mencapai eradikasi frambusia tahun 2030. Pesan untuk Petugas dan Masyarakat Meskipun telah memperoleh sertifikat bebas frambusia, pemantauan dan pelaporan bulanan tetap harus dilakukan untuk memastikan tidak ada kasus baru yang muncul. Selain itu, masyarakat diimbau untuk terus menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai langkah utama dalam mencegah frambusia serta penyakit menular lainnya. Dengan kesadaran dan kolaborasi bersama, eradikasi frambusia di Indonesia dapat terwujud secara menyeluruh. Mari Bersama Wujudkan Indonesia Bebas Frambusia Keberhasilan eradikasi frambusia tidak hanya bergantung pada upaya pemerintah, tetapi juga pada peran aktif seluruh masyarakat. Dengan menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta melaporkan jika ada dugaan kasus frambusia di sekitar kita, kita turut berkontribusi dalam menciptakan generasi yang lebih sehat. Mari kita jadikan Sulawesi Tengah sebagai contoh sukses dalam upaya menghilangkan frambusia, dan bersama-sama wujudkan Indonesia yang bebas dari penyakit ini. Dengan kerja sama dan kepedulian, kita bisa mencapai masa depan yang lebih sehat bagi semua. Penulis : Rosalina dan TIM

Read article
Optimalisasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi: Dari Perencanaan hingga Distribusi

Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi merupakan salah satu aspek penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Proses ini mencakup perencanaan, pengadaan, penyimpanan, dan distribusi obat-obatan ke berbagai unit pelayanan kesehatan. Dalam pengelolaan ini, diperlukan koordinasi antara berbagai pihak untuk memastikan ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Perencanaan dan Pengadaan Obat Perencanaan pengadaan obat di Instalasi Farmasi dilakukan melalui tiga sumber utama: Sebagian besar obat yang tersedia di Instalasi Farmasi berasal dari dropping pusat, yaitu sekitar 80-90% dari total persediaan. Perencanaan obat dilakukan melalui aplikasi e-monev obat  yang terbagi dalam dua jenis perencanaan : 1. Perencanaan obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD), disusun menggunakan metode konsumsi berdasarkan penggunaan obat periode sebelumnya. 2.  Perencanaan obat Program, disusun menggunakan metode konsumsi dan metode morbiditas (pola penyakit). Penyusunan perencanaan obat program melibatkan pengelola program yang terdiri dari : Pengelola program bertanggung jawab dalam menghitung jumlah sasaran. sedangkan Instalasi Farmasi menghitung proyeksi sisa stok akhir tahun sehingga diperoleh jumlah kebutuhan obat. Proses penyusunan  perencanaan kebutuhan obat : Penerimaan dan Penyimpanan Obat Dalam rangka Penerimaan Logistik Perbekalan Farmasi Instalasi Farmasi Memastikan bahwa Perbekalan farmasi yang diterima terjamin mutu, khasiat dan keamanannya. Proses penerimaan juga secara administrasi lengkap dan legalitas terjamin.  Obat yang diperoleh melalui pengadaan sendiri diterima langsung dari distributor farmasi, sementara obat dropping dari pusat diterima melalui ekspedisi yang bekerja sama dengan pusat. Penyimpanan obat dilakukan berdasarkan sumber anggaran, bentuk sediaan ( Tablet, syrup, Injeksi, BMHP, dan Alat kesehatan ) dan golongan obat (obat program, PKD, psikotropika dan narkotika) Distribusi Obat dan Vaksin Untuk memastikan kualitas obat tetap terjaga, Instalasi Farmasi menerapkan sistem First In, First Out (FIFO) dan First Expire, First Out (FEFO), di mana obat yang pertama kali masuk harus dikeluarkan terlebih dahulu sesuai dengan masa kedaluwarsanya. Distribusi obat dan vaksin diatur melalui dua metode utama: Untuk ketersediaan vaksin, terdapat ketentuan mengenai batas penyimpanan maksimum dan minimum dengan skala masing – masing untuk menjaga ketersediaan vaksin pada batas minimum sehingga tidak terjadi kekosongan dan batas pada maksimum tidak terjadi resiko penumpukan yang berakibat pada kerusakan vaksin : Pelaksanaan Distribusi Perbekalan farmasi  saat ini hanya bersumber dari DAK Provinsi dengan insentitas distribusi dua kali setiap triwulan. Oleh karen itu, diharapkan dukungan pemerintah daerah kabupaten/kota terkait pemenuhan ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaporan dan Monitoring Untuk memastikan pengelolaan obat dan vaksin berjalan dengan baik, pemerintah menggunakan beberapa sistem pelaporan, antara lain: Ke depan, pemerintah berencana untuk mengintegrasikan sistem E-Logistik dengan SMILE agar seluruh pelaporan logistik dapat dilakukan melalui satu platform. Kesimpulan Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi melibatkan berbagai tahapan yang kompleks, mulai dari perencanaan, penerimaan, penyimpanan, hingga distribusi. Pelaporan. Meskipun telah didukung oleh sistem berbasis teknologi seperti E-Monev dan E-Logistik, masih terdapat beberapa kendala dalam pengadaan APBD, penerimaan obat, dan keterbatasan anggaran distribusi. Oleh karena itu, diperlukan sinergi yang lebih baik antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten untuk memastikan ketersediaan obat yang optimal bagi masyarakat. Sumber : Kepala Seksi Kefarmasian Asmanur A.R, S. Farm

Read article
ASPAK: Sistem Informasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan

ASPAK (Aplikasi Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan) adalah sistem elektronik berbasis web yang dirancang untuk menghimpun data dan menyajikan informasi mengenai sarana, prasarana, dan alat kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan. Fasilitas-fasilitas ini meliputi puskesmas, rumah sakit, klinik, laboratorium kesehatan, serta unit-unit UTD dan UTDRS yang baru dikembangkan. Dengan ASPAK, pengguna dapat mengakses informasi terkait ketersediaan dan pemenuhan sarana serta prasarana alat kesehatan di fasilitas-fasilitas kesehatan tersebut sesuai dengan standar yang berlaku. Jika di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, standar minimal pemenuhan sarana prasarana alat kesehatan (SPA) adalah 60%, maka fasilitas tersebut dianggap telah memenuhi kriteria standar. Dalam wawancara dengan Humas dan pengelola program ASPAK, Jumrati Hafid, SKM., M.Kes, terungkap bahwa ASPAK diatur dalam Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 31 Tahun 2018 tentang aplikasi sarana, prasarana dan alat kesehatan. Peraturan ini mewajibkan setiap fasilitas pelayanan kesehatan untuk melakukan pembaruan data dua kali setahun, yaitu pada tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Data yang diperbarui digunakan untuk mengevaluasi pemenuhan standar SPA di puskesmas, yang kemudian divalidasi oleh dinas kesehatan daerah. Validasi ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota untuk puskesmas, sementara rumah sakit tipe B divalidasi oleh dinas kesehatan provinsi. ASPAK memiliki dua prinsip utama: Tujuan khusus dari Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) adalah menyelenggarakan sistem informasi terintegrasi mengenai sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan di fasilitas kesehatan. Selain itu, ASPAK berfungsi sebagai alat inventarisasi dan pemetaan sarana, prasarana, serta alat kesehatan. Aplikasi ini juga digunakan untuk pembinaan dan pengawasan terhadap standar SPA yang dibiayai oleh Dana Alokasi Khusus (DAK) atau Dana Alokasi Umum (DAU). Di samping itu, ASPAK merupakan bahan monitoring dan pengawasan untuk mendukung proses akreditasi fasilitas kesehatan. Perlu diperhatikan bahwa fasilitas kesehatan dengan tingkat pemenuhan ASPAK di bawah 60% belum memenuhi syarat untuk mengikuti proses akreditasi. Di Sulawesi Tengah, capaian ASPAK semakin membaik setiap tahunnya. Pada tahun 2024, target persentase FKTP yang memenuhi standar SPA adalah 90%. Pada triwulan keempat, Dinas Kesehatan telah mencapai 95% dan menerima penghargaan dari Kementerian Kesehatan, menempati peringkat ketiga dari 38 provinsi di Indonesia dalam hal kepatuhan pengisian ASPAK. Demikian penjelasan mengenai ASPAK sebagai sistem yang berperan penting dalam mendukung pengelolaan sarana, prasarana, dan alat kesehatan di fasilitas kesehatan. Dengan prinsip akuntabilitas dan kontinuitas, diharapkan ASPAK dapat terus membantu dalam perencanaan yang lebih baik, serta mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat menjadi acuan dalam upaya kita bersama untuk mewujudkan fasilitas kesehatan yang lebih optimal dan sesuai standar. Terima kasih atas perhatian dan kerja sama yang telah diberikan. Sumber: Pengelola Program ASPAK, Jumrati Hafid, SKM., M.Kes

Read article
Penerapan BLUD di Puskesmas untuk Meningkatkan Pelayanan Kesehatan

Dalam upaya mempercepat pemenuhan sarana, prasarana, alat kesehatan, dan sumber daya manusia di sektor kesehatan, penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Puskesmas menjadi solusi strategis. BLUD, sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 Pasal 1, adalah sistem yang diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan. Fleksibilitas ini memungkinkan pengelolaan keuangan yang lebih leluasa dengan mengadopsi praktik bisnis yang sehat, tanpa berorientasi pada keuntungan, tetapi untuk memajukan kesejahteraan masyarakat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Praktik Bisnis yang Sehat dalam BLUD Praktik bisnis yang sehat dalam konteks BLUD diartikan sebagai penyelenggaraan fungsi organisasi dengan kaidah manajemen yang baik. Tujuannya adalah memberikan layanan berkualitas, berkesinambungan, dan berdaya saing. BLUD juga bertujuan untuk memberikan layanan umum yang lebih efektif, efisien, transparan, dan bertanggung jawab, dengan tetap memperhatikan asas keadilan, kepatutan, dan manfaat. Dengan demikian, BLUD mendukung pencapaian tujuan pemerintah daerah melalui pengelolaan berbasis kewenangan yang didelegasikan oleh kepala daerah. Keuntungan Penerapan BLUD di Puskesmas Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penerapan BLUD di Puskesmas meliputi: 1. Kontrol Keuangan: Memberikan kontrol lebih besar kepada Puskesmas atas sumber daya keuangannya. 2. Perencanaan Program: Memungkinkan perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan yang lebih efektif. 3. Fleksibilitas Keuangan: Memberikan keleluasaan dalam pengelolaan keuangan untuk mendukung operasional layanan kesehatan. Persyaratan Administratif Penerapan BLUD Penerapan BLUD di Puskesmas memerlukan pemenuhan beberapa persyaratan administratif, yaitu: 1. Surat pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja. 2. Pola tata kelola. 3. Rencana strategis. 4. Standar pelayanan minimal. 5. Laporan keuangan atau prognosis/proyeksi keuangan. 6. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia diaudit oleh pihak eksternal pemerintahan. Peran Pemerintah Daerah dalam Pengawasan BLUD Bupati memiliki tanggung jawab penting dalam pembinaan dan pengawasan BLUD di wilayahnya, yang dilakukan melalui Inspektorat Daerah. Selain itu, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah bertugas memperkuat peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam meningkatkan kapasitas dan kompetensi terkait penerapan BLUD di Puskesmas. Capaian Penerapan BLUD di Sulawesi Tengah Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam penerapan BLUD di Puskesmas di Provinsi Sulawesi Tengah. Pada 2023, capaian BLUD di wilayah ini hanya 12,6%, namun meningkat menjadi 50,6% pada 2024 berkat dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten dan Organisasi Pemerintah Daerah. Beberapa kabupaten/kota yang telah menerapkan BLUD di Puskesmas meliputi: 1. Kota Palu: 14 Puskesmas. 2. Banggai Kepulauan: 14 Puskesmas. 3. Sigi: 19 Puskesmas. 4. Donggala: 18 Puskesmas. 5. Banggai: 8 Puskesmas. 6. Poso: 24 Puskesmas. 7. Morowali Utara: 14 Puskesmas. Saat ini, enam kabupaten lainnya masih dalam proses penyusunan dokumen persyaratan untuk penerapan BLUD Puskesmas. Kesimpulan Dengan sinergi yang kuat antara Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan pemerintah daerah, penerapan BLUD di Puskesmas diharapkan terus meningkat. Hal ini sangat penting untuk memastikan pelayanan kesehatan yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan, demi tercapainya kesejahteraan masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah. Sumber Kepala Seksi Primer, Misnawati, S.ST.,M.Kes

Read article
Apa itu Polio dan Berapa Besar Ancamannya

Polio adalah Penyakit yang menular dan sangat berbahaya dapat menyebabkan kelumpuhan/kecacatan seumur hidup bahkan kematian. Polio menular lewat air dan makanan yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung virus Polio. Mengapa kasus polio yang terjadi harus diwaspadai? Penyebab penyakit polio adalah virus yang sangat cepat menular pada tubuh. Sehingga, virus polio pada tubuh seseorang yang tidak diberikan vaksin akan cepat menyebar dalam waktu hitungan jam saja. Penyebaran virus polio terjadi melalui fekal-oral, yaitu kotoran dari tinja yang terkontaminasi melalui air atau makanan yang dikonsumsi, lalu berkembang biak di organ pencernaan seperti usus. Bahkan, virus polio juga bisa ditularkan saat batuk atau bersin. Banyak dari anak atau dewasa yang tidak mendapatkan imunisasi polio mengalami kelumpuhan di kaki, meningitis, bahkan meninggal dunia karena otot pernapasan yang kerjanya semakin menurun hingga tidak optimal. WHO menyatakan status Polio saat ini adalah Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), sama dengan status Monkeypox. Bagaimana polio dapat menular? Virus Polio menyebar melalui fecal-oral, artinya virus berkembang biak di sistem pencernaan, dan dikeluarkan melalui feses (tinja), kemudian menyebar melalui air. Risiko semakin besar jika sanitasi tidak baik seperti perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Gejala apa yang timbul jika terkena virus Polio? Gejala awal polio adalah demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri pada anggota badan. Siapa yang berisiko terkena polio? Yang berisiko terkena polio adalah anak usia < 15 tahun, terutama anak-anak di bawah usia 5 tahun. Bagaimana masyarakat bisa terlindungi dari virus polio? Polio bisa dicegah dengan melakukan imunisasi. Imunisasi Polio diberikan sebanyak 4 kali sampai anak usia 4 bulan. Dengan cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di setiap wilayah tanpa terkecuali anak akan terhindar dari virus Polio. Lengkapi dosis vaksin polio tetes dan suntik sesuai dengan umur anak. Jika anak belum mendapatkan imunisasi lengkap maka dapat berkonsultasi dengan puskesmas setempat. Vaksin Pollo memberikan kekebalan, apabila anak tertular dapat terlindungi dari kelumpuhan dan kematian akibat virus polio. Tidak ada Obat untuk Polio. Satu satu cara Pencegahan melalui pemberian Imunisasi.  

Read article
Cara menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah sakit

Menjaga kesehatan tubuh sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. Hanya saja, Anda memang perlu konsisten dalam melakukannya. Menerapkan pola hidup sehat merupakan langkah utama yang perlu Anda lakukan untuk menjaga kesehatan. Meski beberapa orang mungkin merasa susah untuk memulainya, hasil dari pola hidup sehat akan membuat kesehatan Anda lebih terjaga ke depannya. Berikut adalah beberapa tips sederhana yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan. 1. Makan buah dan sayur Ketika mengambil makan, jangan hanya terfokus pada pemenuhan karbohidrat saja. Cobalah untuk memenuhi piring dengan berbagai zat gizi, termasuk melengkapinya dengan sayur dan buah-buahan. Mengutip dari situs World Health Organization (WHO), orang dewasa setidaknya membutuhkan 400 gram asupan buah dan sayur setiap harinya. Selain sebagai lauk, Anda bisa makan sayur dan buah setiap hari dalam bentuk camilan sehat, seperti salad atau smoothie bowl. Dengan asupan makanan yang sehat, Anda bisa memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat. Ini juga mengurangi risiko berbagai penyakit, seperti diabetes jantung, stroke, hingga kanker. 2. Olahraga rutin Tetap aktif melakukan olahraga secara rutin akan membuat tubuh Anda bugar dan tidak mudah terserang penyakit. Orang dewasa (18–64 tahun) setidaknya membutuhkan aktivitas fisik selama 150 menit setiap minggunya. Tidak hanya menjaga kesehatan fisik, olahraga rutin juga membantu Anda menjaga kesehatan mental dengan cara mengurangi stres. Pastikan untuk menyesuaikan jenis olahraga dengan kondisi tubuh Anda. 3. Minum teh hijau Sudah cukup lama teh hijau dipercaya mampu memberi berbagai manfaat bagi kesehatan. Manfaat ini didapatkan dari tingginya kandungan antioksidan yang ada di dalamnya, terutama flavonoid. Dengan kandungan flavonoid, teh hijau dipercaya mampu menurunkan tekanan darah hingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Teh hijau juga dikenal mengandung polifenol yang dapat menghambat pertumbuhan berbagai jenis sel kanker. Meski begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan satu ini. 4. Tidur cukup Terdapat hubungan yang kuat antara kualitas tidur dengan sistem kekebalan tubuh. Pasalnya, ketika beristirahat, tubuh Anda akan membersihkan racun dan mengembalikan energi. Dengan begitu, sistem kekebalan tubuh Anda akan terjaga. Kurang tidur akan meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti diabetes tipe dua, jantung, obesitas, hingga depresi. Pastikan Anda tidak mengganti jam tidur malam dengan tidur siang karena keduanya tidak memberikan manfaat yang sama. Waktu tidur ideal Anak-anak dan remaja berusia 12–18 tahun perlu tidur selama 8–9 jam per hari, sedangkan orang dewasa berusia 18–40 tahun idealnya tidur selama 7–8 jam per hari Kebutuhan tidur mungkin bertambah jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu. 5. Kelola stres Salah satu cara menjaga kesehatan tubuh adalah mengelola stres. Pasalnya, stres terbukti dapat melemahkan sistem imun sehingga membuat Anda lebih mudah sakit. Ketika stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol sebagai penyedia energi. Namun, jika kortisol dilepaskan secara terus menerus, kinerja tubuh justru bisa menurun sehingga Anda rentan sakit. Terdapat berbagai cara yang bisa Anda gunakan untuk mengelola stres, contohnya melakukan hobi, meditasi, dan menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat. 6. Bersosialisasi dengan orang sekitar Ketika Anda merasa terpuruk saat menghadapi sesuatu, jangan pernah merasa sendiri. Cobalah untuk menceritakan kondisi tersebut pada orang-orang terdekat Anda yang bisa dipercaya. Jika itu tidak cukup, Anda bisa mempertimbangkan untuk datang ke psikolog. Mengisolasi diri saat sedang terpuruk justru memperbesar risiko Anda untuk mengalami stres dan depresi. Saat Anda stres, kekebalan tubuh akan ikut menurun sehingga tubuh Anda rentan terkena penyakit. 7. Menjaga kebersihan Cara menjaga kesehatan yang selanjutnya adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar. Dengan begitu, Anda bisa terhindar dari berbagai penyakit menular. Berikut adalah beberapa cara menjaga kebersihan yang bisa Anda terapkan. • Cuci tangan sebelum dan setelah makan. • Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin. • Minum air dari sumber terpercaya. • Menutup genangan air. 8. Konsumsi vitamin tambahan Beberapa orang mungkin membutuhkan tambahan suplemen vitamin untuk memenuhi kebutuhan gizi setiap harinya. Contohnya, jika Anda masih kekurangan vitamin D meski sudah mengonsumsi sumber makanannya, suplemen bisa dijadikan tambahan. Meski begitu, usahakan untuk membicarakan dengan dokter terlebih dahulu terkait jenis suplemen yang Anda butuhkan. 9. Hindari rokok dan alkohol Tidak ada takaran alkohol yang aman bagi kesehatan. Berapa pun jumlah alkohol yang masuk dalam tubuh, itu bisa mengganggu kesehatan fisik dan mental. Jika dibiarkan, kebiasaan minum alkohol juga bisa menyebabkan ketergantungan dan memberikan efek samping yang lebih membahayakan. Sama halnya dengan alkohol, rokok juga tidak baik untuk tubuh. Bukan hanya bagi perokok aktif, asap rokok juga berbahaya bagi perokok pasif. Maka saat Anda merokok, Anda bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang sekitar. 10. Praktikan seks yang aman Seks yang dilakukan dengan aman tidak hanya memberi kepuasan secara emosional, tetapi juga menjaga kesehatan fisik. Salah satu cara menerapkan seks aman adalah dengan tidak berganti-ganti pasangan. Dengan begitu, Anda bisa mengurangi risiko infeksi menular seksual. 11. Jaga berat badan tetap ideal Melansir dari laman American Academy of Family Physicians, menjaga berat badan tetap ideal merupakan salah satu cara menjaga kesehatan tubuh. Kelebihan berat badan akan meningkatkan risiko Anda terjangkit berbagai gangguan kesehatan, seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, dan stroke. Dengan memiliki berat badan ideal, Anda juga akan memiliki tubuh yang lebih bugar dan merasa lebih mudah ketika harus beraktivitas. 12. Cara lain menjaga kesehatan Selain beberapa tips di atas, berikut adalah tips lain yang bisa Anda gunakan untuk menjaga kesehatan. • Membatasi konsumsi gula dan garam. • Mengurangi konsumsi lemak jahat atau low density lipoprotein (LDL). • Mendapatkan vaksin terbaru. • Menggunakan tabir surya. • Membatasi penggunaan peralatan elektronik. • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Orang-orang yang memiliki masalah kesehatan atau penyakit kronis juga perlu mengelola kondisi tubuhnya dengan baik, misalnya dengan meminum obat secara rutin. Konsultasikan dengan dokter Anda untuk mengetahui jenis obat-obatan yang harus Anda minum serta hal-hal yang menjadi pantangan bagi Anda.    

Read article
Gerakan Nasional Sadar Gizi

Gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan Manusia Indonesia Prima. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Gizi kurang pada anak usia dini juga berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas anak Gizi Menentukan Karakter Pertumbuhan • Pertumbuhan anak sehat dan normal sesuai dengan potensi genetik ang dimilikinya • Pertumbuhan ini sangat berpengaruh oleh asupan gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan • Kekurangan atau kelebihan gizi akan memanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang          dari pola Tujuan umum Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima ini adalah untuk menciptakan norma sosial masyarakat Indonesia untuk menerapkan pola konsumsi makanan yang seimbang dan aktvitas fisik yang teratur dan terukur. Secara khusus Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima memiliki tujuan yakni, 1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang pola konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. 2. Membudayakan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur dan terukur. 3. Meningkatnya kerjasama dan dukungan para pemangku kepentingan yang strategis (pemerintah, swasta,      dan masyarakat) dalam pengembangan dan penerapan norma sosial pola konsumsi makanan dan                  aktivitas fisik. Sumber : Kementerian Kesehatan Dirjen Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat

Read article
Serah Terima Pelayanan Medis Indonesia, Dubes RI: Pulang untuk Kembali

HASSA – Seremoni serah terima pelayanan media Indonesia kepada otoritas setempat berlangsung di Ard?çl?, Kota Hassa, Provinsi Hatay, Senin (27/2). Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia Lalu Muhammad Iqbal menyerahkan operasional kesehatan kepada otoritas Turkiye. Dubes Iqbal menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Turkiye atas penerimaan Emergency Medical Team (EMT) Indonesia selama memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat setempat. Iqbal juga menyampaikan, seluruh pihak dari Indonesia sangat Bahagia karena dapat berada di tengah masyarakat Turkiye yang sedang mengalami bencana. “Kami sangat bahagia, sangat senang, karena kami bisa berada dengan saudara-saudara kami bangsa Turki yang saat ini sedang mengalami bencana,” ujar Iqbal. Namun demikian, dengan selesainya pelayanan medis, ini bukan berarti dukungan Indonesia berakhir. Ungkapan ini disampaikan Dubes Iqbal untuk masyarakat Turkiye pada fase pascabencana. “Kami pulang untuk kembali,” imbuhnya. Di sisi lain, Deputi Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Turkiye Arif Cetin menyampaikan Indonesia dan Turkiye memiliki sejarah persahabatan yang panjang. Kedua negara saling membantu, seperti yang ditunjukkan Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan di Hassa. “Terima kasih kepada Indonesia dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat kami,” ujar Cetin. Sejak berlangsung pada 15 hingga 26 Februari 2023 lalu, Rumah Sakit Lapangan Indonesia yang dioperasikan EMT Indonesia mencatat total 2.953 kunjungan. Sedangkan total pasien pada Minggu (26/2) berjumlah 444 orang. Pada Minggu kemarin, dr. Eko Medistianto menyampaikan sebanyak 99 pasien mendapatkan layanan kebidanan dan kandungan, sedangkan 70 warga mendapatkan layanan kegawatdaruratan. “99 pasien mendapatkan layanan kesehatan gigi dan 33 pasien mendapatkan layanan radiologi,” tambah dr. Eko sebagai Koordinator EMT Indonesia. Selain itu, sebanyak 560 anak-anak telah mendapatkan layanan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial. Sementara itu, Ketua Tim Bantuan Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra menyampaikan terima kasih atas dukungan seluruh personel EMT sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan Indonesia. Bambang juga mengatakan, di setiap kejadian bencana atau katastrofe Indonesia selalu ingin mengambil tempat sebagai bagian dari warga dunia untuk membantu sesamanya. “Dalam melaksanakan bantuan kemanusiaan itu, Pemerintah tidak akan melakukannya sendiri. Kita ingin bersama stakeholder kita, NGO, masyarakat dan dunia usaha untuk bersama-sama dalam penanganan bencana,” tambah Bambang secara terpisah. Hadir pada acara serah terima perwakilan lain Pemerintah Turkiye dari Dinas Sosial Hassa, pihak keamanan Jandarma dan Pemerintah Desa Ard?çl? serta personel EMT Indonesia. Sumber: BNPB  

Read article
Schistosomiasis

Skistosomiasis atau schistosomiasis (bilharzia) adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing skistosoma. Skistosomiasis juga sering disebut dengan penyakit demam siput. Cacing skistosoma hidup di air tawar, seperti danau, waduk, atau sungai. Cacing ini bisa hidup dan berkembang di dalam tubuh selama berminggu-minggu, atau bahkan bertahun-tahun. Seseorang bisa terinfeksi skistosomiasis jika kontak langsung dengan air yang terkontaminasi cacing skistosoma, misalnya saat berenang atau mandi di air tersebut. Penyebab Skistosomiasis Skistosomiasis disebabkan oleh infeksi cacing parasit yang hidup di air. Beberapa cacing penyebab skistosomiasis tersebut antara lain: • Schistosoma guineensis • Schistosoma haematobium • Schistosoma intercalatum • Schistosoma japonicum • Schistosoma mansoni • Schistosoma mekongi Cacing ini bisa masuk ke dalam tubuh saat seseorang mandi, berenang, mencuci pakaian, atau melakukan aktivitas lain di air yang sudah terkontaminasi cacing skistosoma. Cacing skistosoma bisa masuk ke dalam tubuh manusia melalui permukaan kulit dan menyebar ke organ tubuh lain melalui pembuluh darah. Setelah beberapa minggu, cacing tersebut akan berkembang menjadi dewasa dan mulai bergerak ke organ tubuh lain, seperti paru-paru dan hati. Skistosomiasis tidak bisa menular antarmanusia melalui kontak fisik secara langsung. Selain itu, cacing penyebab skistosomiasis juga tidak dapat ditemukan di kolam renang yang sudah diberi klorin, air laut, dan air steril. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami skistosomiasis, antara lain: • Tinggal atau bepergian ke wilayah yang sedang terjadi wabah skistosomiasis • Kontak langsung dengan air tawar, seperti sungai, danau, atau waduk • Daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS atau sedang mengonsumsi obat penekan sistem imun (imunosupresan) Gejala Skistosomiasis Gejala skistosomiasis atau demam keong sering kali tidak terlihat di awal. Biasanya, ruam atau gatal di kulit baru muncul beberapa hari setelah infeksi. Pada fase akut (skistosomiasis akut), keluhan atau gejala yang akan muncul adalah: • Rasa gatal di kulit • Ruam kulit • Demam • Batuk • Pusing • Sakit perut • Diare • Nyeri otot dan sendi • Tubuh terasa lelah dan lemas (malaise) Jika infeksi terus berlanjut, akan muncul gejala skistosomiasis kronis. Gejala yang muncul pada tahap kronis tergantung pada organ yang menjadi tempat cacing skistosoma berkembang biak, di antaranya: • Anemia • Nyeri perut • Sulit berkemih • Urine berdarah • Diare dan BAB berdarah • Batuk yang terus-menerus disertai batuk berdarah • Penumpukan cairan dalam perut (asites) • Nyeri dada dan jantung berdebar • Sesak napas • Sakit kepala • Kelumpuhan pada tungkai • Kejang Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas, terutama jika belum lama ini Anda berenang, mandi, atau beraktivitas di sungai, danau, atau waduk. Untuk memastikan penyebab dari gejala tersebut, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan. Jika Anda terdiagnosis menderita skistosomiasis, lakukan kontrol rutin ke dokter untuk mencegah penyebaran infeksi dan kemunculan komplikasi. Diagnosis Skistosomiasis Untuk mendiagnosis skistosomiasis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan, kebersihan diri dan lingkungan, pekerjaan, serta riwayat kontak langsung dengan air tawar. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berikut untuk memastikan diagnosis: • Tes darah, untuk mendeteksi adanya anemia dan peningkatan kadar eosinofil • Tes urine dan tes tinja, untuk mendeteksi telur cacing skistosoma di dalam urine atau tinja • Tes fungsi ginjal dan hati, untuk memastikan ada tidaknya gangguan pada organ tersebut • Pemindaian dengan CT scan, MRI, Rontgen, ekokardiografi, atau USG, untuk mendeteksi penyebaran infeksi skistosoma • Biopsi, untuk mendeteksi sel-sel abnormal yang ada di sampel jaringan Pengobatan Skistosomiasis Skistosomiasis dapat diobati dengan pemberian obat-obatan. Dokter akan memberikan obat anticacing, yaitu praziquantel, sebagai pilihan utama untuk mengatasi skistosomiasis. Obat golongan kortikosteroid juga bisa diberikan oleh dokter untuk meredakan keluhan pada skistosomiasis akut, atau untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh kerusakan sistem saraf dan otak. Selain pemberian obat, dokter akan menyarankan operasi untuk mengangkat gumpalan cacing, pengikatan (ligasi) varises esofagus jika terdapat pelebaran pembuluh darah vena di kerongkongan, pengangkatan granuloma, atau pemasangan shunt. Komplikasi Skistosomiasis Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat skistosomiasis, di antaranya: • Perdarahan saluran cerna • Penyumbatan di lambung atau usus • Malnutrisi • Infeksi ginjal • Sepsis • Kelumpuhan • Mandul (infertilitas) • Anemia berat • Gagal ginjal kronis • Kerusakan hati kronis • Penyumbatan hati dan kandung kemih • Radang usus besar • Hipertensi pulmonal • Gagal jantung Pencegahan Skistosomiasis Skistosomiasis bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan air tawar yang berpotensi terkontaminasi cacing skistosoma. Jika sedang mengunjungi area yang diduga terkontaminasi cacing skistosoma, lakukan upaya pencegahan berikut ini: • Gunakan celana dan sepatu bot anti-air jika bekerja di area berair tawar. • Jaga kebersihan diri dan rutin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. • Konsumsilah air matang atau air mineral yang terjamin kebersihannya. • Hindari mandi atau berendam di dalam air sungai atau danau. • Gunakan air bersih untuk mandi dan mencuci. Jika tidak yakin dengan kebersihan air yang akan digunakan, disarankan untuk merebus air sampai mendidih, kemudian diamkan air dalam keadaan mendidih selama 1 menit, baru matikan kompor atau api. Ditinjau oleh: dr. Pittara

Read article