Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Penyakit Prioritas (Kebugaran Jasmani) Kabupaten Banggai Kepulauan.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah melalui seksi kesling dan kesjaor mengadakan kegiatan Gerakan pengendalian penyakit prioritas (kebugaran jasmani) di Kabupaten Banggai Kepulauan, (senin, 07 Agustus 2023) Peserta berjumlah 25 orang terdiri dari Pengelola Program Kesehatan Olahraga Dinas Kesehatan, Puskesmas, Guru Olahraga dan Lintas sektor terkait). Peningkatan kebugaran jasmani yang meliputi peningkatan stamina dan status kesehatan seseorang dapat dicapai dengan mengurangi waktu sedentari(kurang aktif bergerak) dengan aktivitas fisik dan latihan fisik/olahraga secara baik, benar, terukur, dan teratur. Untuk mengetahui peningkatan kebugaran jasmani seseorang, dapat dilakukan minimal 2 kali pengukuran kebugaran jasmani dengan rentang waktu minimal 3 bulan. Dalam rentang waktu tersebut dilakukan upaya peningkatan kebugaran jasmani. Untuk mengukur tingkat kebugaran tubuh , di gunakan aplikasi Pengukuran Kebugaran jasmani Mandiri SIPGAR, yang dapat diakses langsung melalui internet atau di unduh melalui Playstore. SIPGAR ( Sistem Informasi Pengukuran Kebugaran Mandiri ) merupakan aplikasi pemeriksaan kondisi fisik seseorang yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu dengan metode Rockport. Penggunaan aplikasi SIPGAR ini sangat efektif yang dapat dilakukan secara mandiri untuk menentukan tingkat kebugaran seseorang. Untuk itu diharapkan kepada seluruh pengelola program dan Dinas Terkait dapat mengaplikasikan aplikasi tersebut di lingkungan kerja, sekolah dan masyarakat yang ada diwilayah kerja masing-masing. Upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani merupakan upaya dasar dalam meningkatkan prestasi dan kualitas yang dilaksanakan melalui aktivitas fisik, latihan fisik, dan/atau olahraga.

Read article
Tim Mobile Lab Labkesda Provinsi Sulawesi Tengah Siaga Dalam Kunjungan Kerja Presiden RI

PALU – Tim Mobile Lab dari Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) aktif berperan dalam mendukung suksesnya kegiatan kunjungan kerja Presiden RI di Kota Palu. Kegiatan tersebut berlangsung mulai tanggal 29 sampai dengan 30 Agustus 2023 digelar di Lapangan Yonif 711 Raksatama Palu. Dalam upaya menjaga kesehatan dan keselamatan rombongan presiden, Tim Mobile Lab yang terdiri dari Kepala UPT Labkesda, yaitu dr. Rizqa, Kepala seksi pengujian, Kepala seksi pelayanan dan mutu, serta beberapa analis kesehatan, turut berpartisipasi secara langsung. Keikutsertaan Tim Mobile Lab dalam acara ini merupakan bentuk tanggung jawab Labkesda dalam menjamin kesehatan seluruh rombongan presiden selama kunjungan kerja. Dengan melakukan pemeriksaan secara teliti dan akurat, Alhamdulillah seluruh rangkaian acara kunjungan kerja dapat berjalan lancar dan aman.

Read article
Gerakan Nasional Sadar Gizi

Gizi merupakan faktor yang sangat penting untuk mewujudkan Manusia Indonesia Prima. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada tumbuh kembang anak. Gizi kurang pada anak usia dini juga berdampak pada rendahnya kemampuan kognitif dan kecerdasan anak, serta berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas anak Gizi Menentukan Karakter Pertumbuhan • Pertumbuhan anak sehat dan normal sesuai dengan potensi genetik ang dimilikinya • Pertumbuhan ini sangat berpengaruh oleh asupan gizi yang dikonsumsi dalam bentuk makanan • Kekurangan atau kelebihan gizi akan memanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang          dari pola Tujuan umum Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima ini adalah untuk menciptakan norma sosial masyarakat Indonesia untuk menerapkan pola konsumsi makanan yang seimbang dan aktvitas fisik yang teratur dan terukur. Secara khusus Gerakan Nasional Sadar Gizi Menuju Manusia Indonesia Prima memiliki tujuan yakni, 1. Meningkatnya pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang pola konsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman. 2. Membudayakan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik yang teratur dan terukur. 3. Meningkatnya kerjasama dan dukungan para pemangku kepentingan yang strategis (pemerintah, swasta,      dan masyarakat) dalam pengembangan dan penerapan norma sosial pola konsumsi makanan dan                  aktivitas fisik. Sumber : Kementerian Kesehatan Dirjen Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat

Read article
Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) di Kabupaten Banggai Sebagai Upaya Pelayanan Kesehatan di Daerah Terpencil/ Sangat Terpencil

Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) untuk meningkatkan akses dan ketersediaan Pelayanan Kesehatan di daerah terpencil / sangat terpencil yang tidak memiliki fasilitas Kesehatan dan daerah yang tidak mendapat Pelayanan Kesehatan. Kegiatan Pelayanan kesehatan Bergerak (PKB) yang dilaksanakan pada tanggal 05 s.d 10 Juli 2023 yang dilaksanakan di 4 Desa lokus yaitu di Desa Balaigondi, Desa Tampe, Desa Gomuo dan Desa Bajopoat yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Pagimana dengan kategori kawasan sangat terpencil kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Provinsi sebanyak 6 orang, Tim kabupaten 10 orang, Tim Puskesmas 11 orang dan Tim Spesialistik 4 orang yang terdiri dari (dr. Spesialis Obgyn, dr.spesialis Anak, dr.spesialis Internis dan dr.spesialis jantung). Adapun jenis pelayanan yang diberikan yaitu: 1. Pelayanan kesehatan 2. Refreshing kader 3. Pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan ibu menyusui 4. Posyandu dan Imunisasi 5. Pemberian bahan kontak 6. Penyuluhan kesehatan terkait perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk masyarakat dan anak sekolah 7. Penyuluhan Gizi ibu hamil dan anak balita 8. Praktek sikat gigi yang benar dan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 9. Inspeksi penyediaan air bersih 10.Pembentukan kelompok pengguna air di desa yang dihadiri oleh kepala dinas kabupaten banggai bapak dr. I Wayan Suartika, ME Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) merupakan salah satu langkah pemerintah melalui Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dalam mensukseskan program Indonesia Sehat. Tujuan utama upaya pelayanan Kesehatan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang tercapai (accassible), terjangkau ( affordable) dan bermutu (quality) untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan Kesehatan Bergerak merupakan pelayanan yang dilakukan oleh Tim Pelayanan Kesehatan Bergerak dalam rangka meningkatkan akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan di daerah terpencil dan sangat terpencil sesuai Peraturan Menteri kesehatan Nomor 90 tahun 2005 tentang penyelenggaraan Kesehatan Kawasan Terpencil. Fasilitas Pelayanan kesehatan di kawasan terpencil dan sangat terpencil dilakukan melalui berbagai pendekatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan karakteristik masing-masing daerah dan kebutuhan masyarakat setempat. Pelayanan kesehatan bergerak dilakukan sesuai standar yaitu minimal empat kali pada tahun berjalan guna menjamin kontinuitas pelayanan kesehatan yang diberikan. Pelayanan kesehatan bergerak dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal sehingga seluruh masyarakat sasaran dapat memperoleh pelayanan dasar sesuai yang diamanahkan dalam undang-undang.   nuklir slot nuklirslot login wso slot pistol4d pistol4d login slot gacor naik55 rtp gacor naik55 slot gacor maxwin hack slot akun pro taiwan akun pro malaysia

Read article
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Menyelenggarakan Pelatihan Komunikasi Antar Pribadi Bagi Tenaga Kesehatan Dalam Upaya Percepatan Pencegahan Stunting

Palu – Dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan stunting di Provinsi Sulawesi Tengah, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah melalui Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat menggelar pelatihan komunikasi antar pribadi bagi tenaga kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang lebih baik kepada para tenaga kesehatan dalam berkomunikasi dengan masyarakat secara efektif, sehingga kesadaran tentang pentingnya pencegahan stunting dapat disosialisasikan secara lebih luas dan tepat sasaran. Stunting merupakan salah satu isu kesehatan masyarakat yang mendesak dan memerlukan perhatian serius di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah. Menurut data SSGI Tahun 20 22, angka Stunting di provinsi Sulawesi Tengah masih berada di angka yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data survey status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, prevalensi stunting di Sulawesi Tengah adalah 28,2%, hal ini mengalami penurunan pada tahun sebelumnya yaitu sebanyak 1,5 persen di tahun 2021 dengan angka prevalensi 29,7%. Oleh karena itu, langkah-langkah konkret dan kolaboratif perlu diambil guna mengurangi angka stunting dan memastikan generasi mendatang tumbuh menjadi individu yang sehat dan berkualitas. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. I Komang Adi Sujendra mengungkapkan, “Pelatihan ini merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat komunikasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan stunting. Para tenaga kesehatan adalah garda terdepan dalam memberikan informasi dan mengedukasi masyarakat, oleh karena itu kami berupaya memberikan keterampilan komunikasi yang lebih baik.” Pelatihan komunikasi antar pribadi melibatkan fasilitator yang pernah mengikuti TOT Komunikasi Antar Pribadi (KAP) dan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Materi yang diajarkan mencakup materi pelatihan dasar, materi pelatihan inti dan materi pelatihan penunjang. Materi pelatihan inti terdiri dari materi Komunikasi Antar Pribadi, materi Bina Suasana KAP, materi teknik membangun partisipasi, materi metode dan media KIE KAP, materi fasilitasi KAP dan materi teknik melatih. Salah satu peserta pelatihan, Faizard, menyatakan, “Saya sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini. saya menyadari betapa pentingnya peran komunikasi yang baik dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan keterampilan baru yang saya peroleh dari pelatihan ini, saya berharap dapat lebih efektif membantu meningkatkan kesadaran tentang pencegahan stunting dan dampaknya pada masa depan generasi muda.” Kegiatan pelatihan ini akan berlangsung selama 6 hari dari tanggal 23 – 28 Juli 2023 di Hotel Parama Su Kota Palu, dengan metode pembelajaran yang interaktif dan melibatkan simulasi permainan. Setelah selesai mengikuti pelatihan, para tenaga kesehatan diharapkan dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pencegahan stunting. Diharapkan, dengan adanya pelatihan ini, upaya pencegahan stunting di Sulawesi Tengah akan semakin diperkuat, dan angka stunting dapat berangsur menurun sehingga tercipta generasi yang sehat, cerdas, dan berkualitas di masa depan. nuklir slot nuklirslot login wso slot pistol4d pistol4d login slot gacor naik55 rtp gacor naik55 slot gacor maxwin hack slot akun pro taiwan akun pro malaysia

Read article
Pelatihan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Fasilitatas Kesehatan Tingkat Pertama Angkatan II Tahun 2023

Palu – Sabtu (08/07/2022) digelar Pelatihan Pelayanan Terpadu Penyakit Tidak Menular di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Angkatan II Tahun 2023. Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Seksi Penyelenggaraan Kediklatan UPT Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, Anna Fitriana, S.IP.,M.Si secara virtual melalui zoom. Narasumber terdiri dari: 1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2. Kepala Bidang Pengendalian Penyakit 3. Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Keswa & Napza 4. Widyaswara dan Fasilitator yang telah dilatih Training of Trainer (TOT) pelatihan pandu PTM di FKTP Peserta pelatihan mengikuti pembelajaran sebanyak 56 Jam yang dilaksanakan pada tanggal, 08 s.d 10 Juli 2023 dengan metode Full Online dan 13-16 Juli 2023 secara luring dan diikuti oleh 24 orang peserta. Peserta berasal dari : 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali 2. Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan KB Kabupaten Buol 3. Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali Utara 4. Dinas Kesehatan Kabupaten Tolitoli 5. UPT Puskesmas Adean Kab. Banggai Laut 6. UPT Puskesmas Bahonsuai Kab. Morowali 6. UPT Puskesmas Bahadopi Kab. Morowali 7. UPT Puskesmas Mayumba Kab. Morowali Utara 8. UPT Puskesmas Tomata Kab. Morowali Utara 9. UPT Puskesmas Paleleh Kab. Buol 10. UPT Puskesmas Biau Kab. Buol 11. UPT Puskesmas Lampasio Kab. Tolitoli Kriteria peserta ialah sebagai berikut: 1. Pengelola Program PTM di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 2. Dokter dan Perawat (diutamakan pengelola program PTM) di Puskesmas 3. Minimal dalam dua tahun ke depan tidak akan pindah atau dimutasi 4. Belum pernah mengikuti pelatihan pandu PTM di FKTP 5. Tidak mengikuti pelatihan/kegiatan lebih dari 1 pada waktu yang sama Pelatihan ini dilaksanakan dalam upaya peningkatan kompetensi pegelola Program Penyakit Tidak Menular dan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta latih mampu melakukan pelayanan terpadu penyakit tidak menular di FKTP sesuai pedoman, meliputi Upaya pencegahan dan pengendalian PTM terpadu, Penanggulangan PTM terpadu, dan surveilans terpadu PTM di FKTP. Dengan dilaksanakannya Pelayanan Terpadu PTM di FKTP, maka diharapkan derajat kesehatan masyarakat meningkat.   nuklir slot nuklirslot login wso slot pistol4d pistol4d login slot gacor naik55 rtp gacor naik55 slot gacor maxwin hack slot akun pro taiwan akun pro malaysia

Read article
Kadis Kesehatan Sulteng Membuka Pertemuan Fasilitasi dan Pembinaan Pokjanal Posyandu Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi

Palu – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah melalui Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melakukan Pertemuan Fasilitasi dan Pembinaan Pokjanal Posyandu Kabupaten/kota Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023. Bertempat, di Hotel Santika Palu.(18/05/2023) Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan sinergitas dalam pembinaan dan penguatan Pokjanal Posyandu Kabupaten/kota, peningkatan capaian posyandu aktif dalam rangka pencegahan dan penurunan angka stunting, mensosialisasikan konsep Integrasi Layanan Primer (ILP) dan adanya rencana aksi lintas program dan lintas sektor terkait pelaksanaan posyandu ditingkat Kabupaten/kota. Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dan dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas PMD, Tim Penggerak PKK dari 13 Kabupaten/ kota di Provinsi Sulawesi Tengah, juga dihadiri peserta yang berasal dari lintas program Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Dalam sambutan Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra Sp.PD mengatakan, peran Posyandu sangat penting dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, misalnya terkait dengan upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, penyehatan lingkungan, pencegahan penyakit, kesehatan remaja, kesehatan lansia, dan lain lain. Pokjanal Posyandu baik di tingkat Pusat s.d Kecamatan dan Pokja Posyandu yang berada di tingkat Desa/Kelurahan mempunyai fungsi sebagai Pembina Posyandu yang bertugas dalam memberikan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengelolaan progam/kegiatan Posyandu secara rutin dan terjadwal. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh pada keaktifan Posyandu. Di tingkat Kabupaten/Kota, keberadaan Pokjanal Posyandu sangat strategis dalam penerapan Transformasi layanan primer, karena dalam perubahan ini perlu dukungan dari lintas sektor terkait kelembagaan dan dukungan sistem yang telah ada. Selanjutnya, diakhir kegiatan tersebut dirumuskan beberapa pokok kesepakatan sebagai berikut: 1. Dinas PMD Kabupaten/Kota akan segera berkomunikasi, berkoordinasi dan berkolaborasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait dalam rangka percepatan pengaktifan SK Pokjanal Posyandu di tingkat Kab/Kota, serta menginstruksikan untuk membuat rencana aksi bersama dan terintegrasi terkait posyandu melalui pokjanal di Kabupaten/Kota. 2. Dinas PMD Kabupaten/Kota mendorong pemerintah desa/kelurahan untuk membuat peraturan desa (perdes) /peraturan kelurahan agar semua posyandu yang ada di Kabupaten/Kota menjadi Lembaga Kemasyarakatan Desa/Kelurahan (LKD/LKK) sesuai amanat UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa dan Permendagri No.18 Tahun 2018 Tentang LKD. 3. Semua OPD/ Lintas Sektor/ Lintas Program berkomitmen dalam mendukung kegiatan Pokjanal Posyandu sesuai tugas dan fungsi masing-masing secara berkesinambungan di tingkat Kabupaten/Kota. 4. Dalam rangka penguatan Pokjanal Posyandu di Kabupaten/Kota perlu dilakukan pertemuan koordinasi Pokjanal Posyandu dengan lintas program dan lintas sektor secara berkala dan terjadwal minimal 2 kali (perencanaan dan evaluasi) setiap tahun difasilitasi oleh Dinas PMD selaku sekretariat Pokjanal Posyandu. 5. Tim Pokjanal Posyandu Kabupaten/Kota mendorong Posyandu yang ada di desa/kelurahan untuk menjadi posyandu aktif. 6. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi Pokjanal Posyandu secara berjenjang dan terpadu. 7. Melakukan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui refresing/Workshop atau pelatihan kader Posyandu. 8. Sebagai media komunikasi dan koordinasi dibentuk grup WA Pokjanal Posyandu di masing-masing Kabupaten/Kota.

Read article
Dinkes Provinsi Sulawesi Tengah Menyelenggarakan Pertemuan Penguatan Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu (POKJANAL) Posyandu

Palu – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah melalui Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat melakukan Pertemuan Penguatan Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Pokjanal Posyandu) dalam Integrasi Layanan Primer (ILP) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023. Bertempat, di Hotel Santika Palu. Rabu, (17/05/2023) Tujuan kegiatan ini untuk mensosialisasikan konsep Integrasi Layanan Primer (ILP) dan adanya rencana aksi lintas program dan lintas sektor terkait pelaksanaan posyandu ditingkat Provinsi. Kegiatan ini dihadiri oleh 24 peserta yang berasal dari lintas sektor yang termasuk dalam Surat Keputusan (SK) Pokjanal Posyandu Prov. Sulteng. Dalam sambutan Kepala Dinas Kesehatan Prov. Sulteng, dr. I Komang Adi Sujendra Sp.PD mengatakan, peran Posyandu sangat penting dalam upaya-upaya kesehatan masyarakat yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, misalnya terkait dengan upaya peningkatan kesehatan Ibu dan Anak, perbaikan gizi masyarakat, imunisasi, penyehatan lingkungan, pencegahan penyakit, kesehatan remaja, kesehatan lansia, dan lain lain. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan salah satu lembaga yang memberikan pelayanan sosial dasar kepada masyarakat di bidang kesehatan, dan dalam pelaksanaannya dapat disinergikan dengan layanan lainnya sesuai potensi daerah. Posyandu merupakan salah satu target dalam pelaksanaan integrasi layanan kesehatan primer dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif serta membantu dalam identifikasi masalah kesehatan di tingkat keluarga melalui kunjungan rumah. Menurut Permendagri 19 tahun 2011 kegiatan layanan sosial dasar dapat dilakukan terintegrasi dengan kegiatan Posyandu. Oleh karena itu, diperlukan suatu wadah koordinasi para pemangku kepentingan terkait di setiap tingkatan dan di desa/kelurahan. Wadah koordinasi posyandu adalah Pokjanal dan Pokja Posyandu. Dalam pengorganisasian Posyandu dibina oleh Pokjanal Posyandu yang terdiri dari berbagai lintas sektor terkait yang berfungsi sebagai pembina yang berkaitan dengan peningkatan fungsi dan kinerja Posyandu yang dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat pusat hingga daerah sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2007. Pokjanal Posyandu baik di tingkat Pusat s.d Kecamatan dan Pokja Posyandu yang berada di tingkat Desa/Kelurahan mempunyai fungsi sebagai Pembina Posyandu yang bertugas dalam memberikan bimbingan, pembinaan, fasilitasi, advokasi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengelolaan progam/kegiatan Posyandu secara rutin dan terjadwal. Hal ini tentunya akan memberikan pengaruh pada keaktifan Posyandu. Di tingkat provinsi, keberadaan Pokjanal Posyandu sangat strategis dalam penerapan Transformasi layanan primer, karena dalam perubahan ini perlu dukungan dari lintas sektor terkait kelembagaan dan dukungan system yang telah ada. Selanjutnya, diakhir kegiatan tersebut telah dirumuskan beberapa pokok kesepakatan sebagai berikut: 1. Dinas PMD Prov. Sulteng segera menindak lanjuti ke Dinas PMD Kab/Kota dalam rangka percepatan   pengaktifan Pokjanal Posyandu ditingkat Kab/Kota serta menginstruksikan Kab/Kota untuk membuat rencana aksi daerah tentang posyandu. 2. Dinas PMD Sulteng, membuat kebijakan secara berjenjang sampai tingkat desa agar semua posyandu yang ada dimasukan kedalam lembaga kemasyarakatan desa, 3. Semua OPD terkait berkomiten dalam mendukung kegiatan pokjanal posyandu mulai tingkat Provinsi sampai dengan tingkat kabupaten, 4. Dalam rangka penguatan pokjanal posyandu Prov. Sulteng perlu dilakukan pertemuan koordinasi pokjanal posyandu dengan lintas sektor secara berkala minimal 2 (dua) kali setiap tahun dan difasilitasi oleh Dinas PMD selaku sekretariat pokjanal posyandu. 5. Mendorong posyandu yang ada di Desa/Kelurahan untuk menjadi posyandu aktif, 6. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi pokjanal posyandu secara terpadu dengan pembiayaan OPD masing-masing, 7. Melakukan refresing dan pelatihan kader posyandu yang penganggarannya dari dana desa, 8. Sebagai media komunikasi dan koordinasi telah dibentuk grup Whatsapp pokjanal Prov. Sulteng, 9. Akan diadakan pertemuan lanjutan guna membahas rencana aksi pokjanal posyandu.  

Read article
Kaji Tiru Integritas Layanan Primer, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Lakukan Kunjungan Ke UPT Puskesmas Banjarwangi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat

Garut, Dinkesprov Sulteng – UPT Puskesmas Banjarwangi Kabupaten Garut menerima kunjungan Kerja Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah beserta rombongan, Senin (19/06/2023). Rombongan dipimpin Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr I Komang Adi Sujendra, Sp.PD. Kunjungan tersebut dalam rangka Kaji Tiru tentang Integritas Layanan Primer di UPT Puskesmas Banjarwangi. BKPK Kementerian Kesehatan menilai keberhasilan dalam menerapkan Integrasi Layanan Primer (ILP), Puskesmas Banjarwangi Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat dipilih sebagai tempat belajar Kaji Tiru Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 3 hari tersebut, dimanfaatkan oleh seluruh tim dengan sebaik-baiknya dengan melakukan kunjungan ke beberapa lokasi antara lain Puskesmas Banjarwangi dan Posyandu Prima percontohan di Desa Wangunjaya dan Desa Talagajaya. Kabupaten Garut merupakan pilot project (lokus) yang dipilih oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2022. Salah satu lokus yang terpilih di Indonesia untuk melaksanakan uji coba Integrasi Layanan Primer (ILP). Kecamatan Banjarwangi sebagai wilayah kerja Puskesmas Banjarwangi terletak di wilayah selatan Kabupaten Garut dengan jarak kurang lebih 48 km dari ibukota Kabupaten dengan waktu tempuh sekitar 2,5-3 jam. Banjarwangi berada pada Ketinggian 600 – 700 m dengan luas wilayah kerja kurang lebih 12.479 Ha dan terdiri dari 11 desa. Total tenaga di Puskesmas Banjarwangi sebanyak 69 orang, dimana 55 orang di dalam Gedung puskesmas dan 14 orang di luar gedung puskemas. Tenaga di dalam gedung puskesmas terdiri dari 19 PNS, 5 PPPK, 1 PTT, 2 NS, 9 BLUD, dan 19 sukarela. Sedangkan tenaga di luar gedung puskesmas (di desa) terdiri dari 4 PNS, 8 tenaga BLUD, dan 2 sukarela. Pada transformasi pelayanan primer, terdapat perubahan paradigma dalam pelayanan di Puskesmas, tidak lagi hanya berbasis pada penyakit/program, tetapi pendekatan pelayanan sesuai dengan siklus hidup yang diintervensi melalui klaster oleh semua program sehingga pelayanan di Puskesmas akan lebih terintegrasi dan komprehensif. Adapun klaster pelayanan yang dimaksud, dikelompokkan dalam 4 klaster yakni klaster manajemen, klaster ibu hamil dan nifas, bayi dan balita serta anak dan remaja, klaster usia produktif, lansia serta klaster penanggulangan penularan penyakit. Dari klaster tersebut kemudian diintervensi sesuai dengan permasalahan kesehatan yang ada. “Namun demikian, integrasi ini masih memiliki beberapa kendala diantaranya aplikasi yang masih belum optimal, sumber daya manusia, jaringan di puskesmas yang kurang mendukung, sarana dan prasarana yang belum memadai. Sebelum paparan, tim Uji Petik yang dipimpin Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah disambut oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut dan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Garut. Disamping itu, Kepala Puskesmas Banjarwangi Kecamatan Banjarwangi Kabupaten Garut Baru, Mahmud, S.Kep, Ns.,M.Si juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kunjungan dari Provinsi Sulawesi Tengah. nuklir slot nuklirslot login wso slot pistol4d pistol4d login slot gacor naik55 rtp gacor naik55 slot gacor maxwin hack slot akun pro taiwan akun pro malaysia

Read article
Kadis Kesehatan Sulteng Membuka Pelatihan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Wabah Bagi Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas Angkatan I dan II Tahun 2023

Palu – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. I Komang Adi Sujendra, Sp.PD membuka secara langsung Pelatihan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Wabah  Bagi Tim Gerak Cepat (TGC) Puskesmas Angkatan I dan II Tahun 2023, yang berlangsung di UPT Bapelkes Provinsi, Sabtu (01/07/2023). Pelatihan ini berlangsung selama 6 (enam) hari secara daring dan luring dari tanggal 01 s.d 04 Juli 2023 dan 07 s.d 08 Juli 2023, diikuti oleh peserta dari Puskesmas di 13 Kabupaten/Kota dan Narasumber berasal dari: Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan yang menangani penganggulangan KLB dan Wabah Akademisi/PAEI yang menguasai substansi dan telah mengikuti ToT Pelatihan Fasilitator yang telah mengikuti ToT Pelatihan Penanggulangan KLB dan Wabah bagi TGC di Puskesmas Widyaiswara UPT. Bapelkes Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular dan keracunan makanan masih menjadi masalah kesehatan juga cukup tinggi, menyerap anggaran biaya yang besar dalam upaya penanggulangannya, berdampak pada sektor ekonomi, pariwisata serta berpotensi menyebar luas lintas kabupaten/kota, provinsi bahkan antar negara. Diare, campak, difteri, demam berdarah, keracunan makanan adalah jenis penyakit yang sering menyebabkan KLB di Indonesia. Jenis KLB penyakit lainnya juga terjadi walaupun jarang  adalah  KLB  Polio,  HFMD,  Malaria,  dan  yang  sedang berlalu  adalah wabah pandemi Covid-19. Pelatihan ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kompetensi petugas Puskesmas dan Setelah mengikuti pelatihan ini alumni peserta latih diharapkan akan menjadi Tim Gerak Cepat (TGC) Kejadian Luar Biasa (KLB) dalam upaya melakukan respon pencegahan dan penanggulangan KLB di wilayah kerjanya masing-masing. nuklir slot nuklirslot login wso slot pistol4d pistol4d login slot gacor naik55 rtp gacor naik55 slot gacor maxwin hack slot akun pro taiwan akun pro malaysia

Read article