Mengenal Cacar Monyet (Monkeypox)

Cacar monyet alias monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang disebabkan oleh virus langka dari hewan (virus zoonosis). Monyet adalah inang utama dari virus monkeypox. Oleh sebab itu, penyakit ini disebut dengan cacar monyet. Kasus yang menular dari monyet ke manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1970 di Kongo, Afrika Selatan. Penyebab cacar monyet Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox. Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Cacar monyet menyebar antarmanusia melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit. Penularan juga bisa terjadi melalui benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antarmanusia membutuhkan kontak yang lama. Gejala awal cacar monyet dapat berlangsung selama 1–3 hari atau lebih. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau tungkai. Ruam yang muncul akan berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, lalu pecah dan berkerak, kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit. Gejala cacar monyet akan muncul 5–21 hari sejak penderitanya terinfeksi virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet adalah: Demam, Menggigil Letih atau lemas Sakit kepala Batuk Mata merah Hidung berair Nyeri otot Hilang nafsu makan Pembengkakan kelenjar getah bening, yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan Ruam atau bintik merah di kulit Bulu rontok Jumlah lesi pada satu orang dapat berkisar dari beberapa saja hingga ribuan. Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki. Ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin, dan mata. Ruam monkeypox terkadang disalahartikan sebagai sifilis atau herpes. Gejala biasanya berlangsung antara 2-4 minggu dan biasanya sembuh sendiri. Namun pada beberapa individu, dapat menyebabkan komplikasi medis dan kematian. Orang dengan penyakit penurunan kekebalan tubuh kemungkinan berisiko mengalami gejala yang lebih serius. Pengobatan bersifat menghilangkan gejala dan suportif. Penularan cacar monyet ini seperti apa? Melalui hewan (Cakaran, Gigitan, Daging yang tidak matang). Contoh hewan yang menularkan virus ini seperti tikus, tupai, monyet dan hewan lainnya yang terinfeksi oleh virus tersebut. Manusia (Lesi Kulit, Droplet, Ibu ke janin) Benda mati (Pakaian, tempat tidur) Perlu diketahui, penderita monkeypox perlu mendapatkan perawatan di ruang isolasi untuk mendapatkan pemantauan dari dokter dan mencegah penyebaran penyakit. Cacar monyet memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi. Meski jarang, penyakit ini tetap dapat menimbulkan komplikasi. Risiko terjadinya komplikasi monkeypox yang berat lebih tinggi pada anak-anak, orang dengan daya tahan tubuh lemah, orang yang belum mendapatkan vaksinasi, serta orang yang tinggal di negara endemis atau daerah dengan sanitasi buruk. Bagaimana cara pencegahannya? Pencegahan utama cacar monyet adalah menghindari kontak langsung dengan hewan primata dan pengerat, seperti monyet dan tupai, atau orang-orang yang sedang terinfeksi. Beberapa langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan adalah: Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer, terutama sebelum memasak atau mengolah makanan, sebelum makan, sebelum menyentuh hidung atau mata, dan sebelum membersihkan luka. Menghindari berbagi penggunaan alat makan dengan orang lain, juga tidak menggunakan barang yang sama dengan orang yang terinfeksi cacar monyet. Menghindari kontak dengan hewan liar seperti tikus atau primata atau mengkonsumsi daging yg diburu dari hewan liar. Memasak bahan makanan, terutama daging, hingga matang. Menghindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi. Jika Anda memiliki hewan peliharaan yang diduga terinfeksi virus cacar monyet, segera hubungi dokter hewan dan jangan biarkan hewan tersebut berkeliaran. Penting untuk diingat, gunakan sarung tangan dan masker sebelum kontak dengan hewan peliharaan tersebut. Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit monkeypox agar segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala Petugas kesehatan agar menggunakan APD saat menangani pasien atau binatang yang sakit. Source by : Infeksiemerging Kemkes (Media Informasi Resmi Terkini Penyakit Infeksi Emerging)

Read article
Pertemuan Koordinasi Teknis Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023

Palu – Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah telah melaksanakan kegiatan Pertemuan Koordinasi Teknis Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional Tingkat Provinsi Tahun 2023 pada hari senin, 13 Maret 2023 di Hotel Santika Palu. Kegiatan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari, dengan jumlah peserta 98 orang yang merupakan perwakilan rumah sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Sosial, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dari 13 Kabupaten/Kota, Dinas Perizinan dan Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu dan pengelola program terkait dilingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bapak Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, dr. I Komang Adi Sujendra, Sp.PD. Narasumber pada pertemuan ini : 1. Kepala pusat kebijakan pembiayaan dan desentralisasi kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, 2. Tim kerja perizinan direktorat pelayanan kesehatan rujukan, Kementerian Kesehatan RI, 3. BPJS Kesehatan Cabang Palu 4. Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah 5. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Sulawesi Tengah Tujuan Kegiatan ini : 1. Terlaksananya evaluasi pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). 2. Terlaksananya penguatan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional dan pembiayaan kesehatan. 3. Terlaksananya verifikasi dan validasi data kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional di masing – masing Kabupaten / Kota. 4. Terlaksananya percepatan program transformasi kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi- tingginya baik fisik, mental dan sosial melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Sebagaimana kita ketahui pandemi COVID-19 menjadi masalah kesehatan global yang berdampak pada pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan berupaya untuk melakukan transformasi sistem kesehatan yang memprioritaskan program promotif dan preventif di seluruh lini kehidupan masyarakat. Transformasi kesehatan berfokus pada 6 bidang diantaranya transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan dan transformasi teknologi Kesehatan. Seiring dengan kebijakan transformasi kesehatan di atas dan dalam rangka peningkatan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas serta untuk menjamin keberlangsungan program Jaminan Kesehatan Nasional, maka Pemerintah telah menginstruksikan pada seluruh Kementerian untuk turut berperan aktif dalam optimalisasi pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional sebagaimana amanah yang tertuang dalam Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022. Dalam rangka evaluasi penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan tantangan pelayanan kesehatan saat ini, maka dipandang perlu untuk melaksanakan “Pertemuan Koordinasi Teknis Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2023”. Melalui pertemuan ini diharapkan mampu menggali informasi permasalahan dan solusi dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Nasional di Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Tengah.  

Read article
Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Provinsi Sulawesi Tengah Angkatan I & II Tahun 2023

Palu – Rabu (01/03/2023) digelar Pelatihan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bagi tenaga kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Provinsi Sulawesi Tengah angkatan I dan II Tahun 2023, di buka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dr. I Komang Adi Sujendra, Sp.PD secara daring dan luring. Narasumber terdiri dari: 1. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan 2. Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer 3. Fungsional Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 4. IPCN RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah 5. IPCN RSUD Madani Provinsi Sulawesi Tengah 6. Dinas Kesehatan Kota Palu Peserta pelatihan mengikuti pembelajaran sebanyak 57 Jam yang dilaksanakan pada tanggal, 01 s.d 04 maret 2023 dengan metode daring dan 07-09 maret 2023 secara luring dan diikuti oleh 60 orang peserta. Peserta berasal dari Puskesmas di 13 Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Tengah Kriteria peserta ialah sebagai berikut: 1. Dokter/dokter gigi atau perawat/bidan atau tenaga Kesehatan lainnya, Pendidikan minimal D3 dengan  pengalaman kerja di fasilitas kesehatan minimal 2 tahun, di utamakan Kepala FKTP/Penanggung Jawab UKP/Penanggung Jawab UKM (khusus puskesmas) 2. Mendapatkan penugasan dari pimpinan untuk mengikuti pelatihan. 3. Bersedia mengikuti pelatihan sesuai ketentuan yang ditetapkan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di fasilitas pelayanan kesehatan, merupakan salah satu indikator kinerja di fasilitas pelayanan Kesehatan. Bersinergis dengan hal itu Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan penting dilakukan karena merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan sangat penting bila terlebih dahulu petugas dan pengambil kebijakan memahami konsep dasar penyakit infeksi. Pemahaman PPI baik konsep prosedur maupun mekanismenya dapat dilakukan dengan peningkatan kompetensi SDM fasilitas pelayanan Kesehatan melalui pelatihan

Read article
Kegiatan Rapat Tim Website Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah

Palu – Kegiatan rapat tim website Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dilaksanakan pada hari kamis, 16 maret 2023, kegiatan diadakan di RM. Pondok Pinang Kelurahan Kabonena. Kegiatan di buka oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah bapak dr. I Komang Adi Sujendra, SP.PD. Peserta yang hadir berjumlah 30 orang yang terdiri dari kasubag kepegawaian dan umum, Pihak pengembang website, Koordinator Perencanaan dan tim pengelola website. Tujuan diadakan rapat website ini adalah menampilkan wajah baru tampilan website sebagai upaya pengembangan dan pengelolaan website yaitu : 1. Meningkatkan Tata Kelola Website Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2. Mengevaluasi Progres perkembangan Website Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2023 3. Meningkatkan Koordinasi dengan Tim Pengelola Website Terlaksananya Kegiatan Rapat Website demi pelayanan informasi publik agar masyarakat dapat dengan mudah memperoleh akses kepada informasi dan layanan Kesehatan.  

Read article
Kanker pada Anak – Jenis, Gejala, dan Pengobatan

Kanker merupakan sekelompok besar penyakit yang ditandai dengan tumbuhnya sel abnormal di dalam tubuh, sel abnormal ini dapat tumbuh dan menyerang bagian tubuh manapun. Kanker dapat menyerang siapa saja termasuk pada anak-anak. Dimulai dengan perubahan genetik dalam sel tunggal, yang kemudian tumbuh menjadi tumor, yang menyerang bagian lain dari tubuh dan menyebabkan kerusakan dan kematian jika tidak ditangani. Jenis kanker pada anak Ada 6 jenis kanker yang umum dan sering dijumpai menyerang anak-anak. Kanker tersebut adalah: • Leukemia • Retinoblastoma • Osteosarkoma • Neuroblastoma • Limfoma maligna • Karsinoma nasofaring Leukemia menempati urutan pertama kanker tertinggi yang terjadi pada anak (2,8 per 100.000), dilanjutkan retinoblastoma (2,4 per 100.000), osteosarkoma (0,97 per 100.000), limfoma maligna (0,75 per 100.000), karsinoma nasofaring (0,43 per 100.000), dan neuroblastoma (10,5 per 1.000.000). Penyebab kanker pada anak Tidak seperti pada orang dewasa, sebagian besar kanker pada anak tidak diketahui penyebabnya. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab kanker pada anak, namun sangat sedikit kanker pada anak yang disebabkan oleh faktor lingkungan atau gaya hidup. Upaya pencegahan kanker pada anak-anak harus difokuskan pada perilaku yang akan mencegah perkembangan kanker pada saat dewasa. Beberapa infeksi kronis, seperti HIV, virus Epstein-Barr dan malaria, merupakan faktor risiko kanker pada anak. Infeksi lain juga dapat meningkatkan risiko anak terkena kanker saat dewasa, jadi penting untuk melakukan vaksinasi sejak dini seperti (melawan hepatitis B untuk membantu mencegah kanker hati dan melawan human papillomavirus untuk membantu mencegah kanker serviks). Gejala kanker pada anak Kanker pada anak lebih sulit untuk diketahui karena anak pada umumnya belum bisa menjelaskan apa yang mereka rasakan. Karena itu penting sekali untuk mengenali gejala kanker pada anak, sehingga dapat dilakukan penanganan sedini mungkin dan harapan hidup menjadi lebih baik. Gejala kanker pada anak berbeda-beda tergantung dari jenis kanker yang diderita, berikut beberapa gejala dari jenis kanker yang paling sering diderita anak: Gejala leukemia antara lain pucat, lemah, anak rewel, demam tanpa sebab, nafsu makan menurun, pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening, kejang sampai penurunan kesadaran.• Gejala dari kanker retinoblastoma yang ditimbulkan berupa manik mata berwarna putih, mata kucing, juling, kemerahan, pembesaran bola mata, peradangan jaringan bola mata, dan penglihatan buram. Kanker tulang (osteosarcoma) ditandai dengan gejala nyeri tulang di malam hari atau setelah beraktivitas, pembengkakan, kemerahan dan hangat di area nyeri tulang, patah tulang setelah aktivitas rutin, nyeri terus menerus di punggung, demam, cepat lelah, penurunan berat badan, dan pucat. Gejala kanker limfoma maligna yang harus diwaspadai antara lain pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, pangkal paha (tanpa rasa nyeri). Gejala dini kanker karsinoma nasofaring yang perlu diwaspadai adalah ingus bercampur darah, pilek, air ludah kental, hidung tersumbat, mimisan, tuli sebelah, telinga berdengung, rasa penuh di dalam telinga. Gejala kanker neuroblastoma yang ditimbulkan antara lain pendarahan di sekitar mata, mata menonjol, perut terasa penuh, nyeri tulang, kelopak satu sisi mata menurun, kontraksi pupil, mata kering, dan pembengkakan di leher. Pengobatan dan pencegahan kanker pada anak Karena umumnya tidak mungkin untuk mencegah kanker pada anak, strategi yang paling efektif untuk mengurangi beban dan meningkatkan hasil kanker pada anak adalah fokus pada diagnosa yang cepat dan benar juga diikuti dengan terapi dan pengobatan yang tepat. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk pencegahan dan pengobatan kanker pada anak: Diagnosis dini Ketika diidentifikasi lebih awal, kanker lebih cenderung merespons pengobatan yang efektif dan menghasilkan kemungkinan bertahan hidup yang lebih besar, penderitaan yang lebih sedikit, dan biaya yang dikeluarkan seringkali lebih murah karena perawatan yang kurang intensif. Perbaikan yang signifikan dapat dilakukan dalam kehidupan anak-anak penderita kanker dengan mendeteksi kanker sejak dini dan menghindari keterlambatan. Diagnosis yang tepat sangat penting untuk merawat anak-anak dengan kanker karena setiap kanker memerlukan rejimen pengobatan khusus yang mungkin termasuk pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi. Diagnosis dini terdiri dari 3 komponen: • kesadaran akan gejala oleh keluarga dan penyedia perawatan primer; • evaluasi klinis, diagnosis, dan stadium yang akurat dan tepat waktu (menentukan sejauh mana kanker telah menyebar) • akses ke pengobatan sedini mungkin. Diagnosis dini dapat meningkatkan kelangsungan hidup untuk banyak jenis kanker. Kanker anak dikaitkan dengan berbagai gejala peringatan, seperti demam, sakit kepala parah dan terus-menerus, nyeri tulang dan penurunan berat badan. Skrining pada umumnya tidak membantu untuk kanker anak, beberapa kasus tertentu ini dapat dipertimbangkan pada populasi berisiko tinggi. Misalnya, beberapa kanker mata pada anak-anak dapat disebabkan oleh mutasi yang diwariskan, jadi jika mutasi atau penyakit tersebut teridentifikasi dalam keluarga seorang anak dengan retinoblastoma, konseling genetik dapat ditawarkan, dan saudara kandung dipantau dengan pemeriksaan mata rutin sejak dini. Jika anak mengalami gejala-gejala di atas, Biotizen dapat langsung segera memeriksakannya ke dokter atau fasilitas layanan kesehatan terdekat. Referensi: WHO. 2021. Childhood Cancer. KEMENKES. 2018. Gejala Kanker Anak.

Read article
Cegah Stunting dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi

Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah. Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. “Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, di Jakarta (7/4). Diterangkan Menkes Nila Moeloek, kesehatan berada di hilir. Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh Menkes, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat. 1) Pola Makan Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat. 2) Pola Asuh Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita. Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan. Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan. Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas. 3) Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan. “Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu) maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya”, tutupnya. *Sekilas Mengenai Stunting* Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah, produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Sumber : Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, drg. Murti Utami, MPH

Read article
Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan (Pengangkatan Pertama) Tahun 2023

Palu – Rabu (01/03/2023) digelar Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan Pengangkatan Pertama. Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan Pengangkatan Pertama Tahun 2023 dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dr. I Komang Adi Sujendra, Sp.PD secara daring melalui zoom. Narasumber terdiri dari: 1. Direktorat Peningkatan Mutu Tenaga Kesehatan 2. Direktorat Pembinaan dan Pengawasan Tenaga Kesehatan 3. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 4. Organisasi Profesi IBI Pengurus Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 5. Tim Penguji Uji Kompetensi JF Bidan 6. Widyaswara UPT Balai Pendidikan Pelatihan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Peserta pelatihan Jabatan Fungsional Bidan akan mengikuti pembelajaran sebanyak 50 Jam yang dilaksanakan pada tanggal, 01 s.d 06 Maret 2023 dengan metode Full Online dan diikuti oleh 30 orang peserta. Peserta berasal dari : 1. Provinsi Sulawesi Tengah 1 orang 2. Provinsi Sulawesi Tengah 29 orang Kriteria peserta ialah sebagai berikut: 1. Pejabat Fungsional Bidan dengan mekanisme pengangkatan pertama Upaya peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas didukung dengan adanya sumber daya manusia kesehatan yang professional. Untuk itu Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan 30 (tiga puluh) jabatan fungsional kesehatan yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak yang penuh untuk melakukan tugas dan fungsinya sesuai profesinya masing-masing. Jabatan fungsional adalah jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus sabagai Aparatur Sipil Negara.Salah satu jabatan fungsional tersebut adalah jabatan fungsional Bidan Peraturan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Bidan menyatakan bahwa Jabatan Fungsional Bidan terdiri dari jenjang jabatan terampil dan jenjang jabatan ahli. Salah satu persyaratan untuk pengangkatan pertama dalam Jabatan Fungsional Bidan yaitu mengikuti pelatihan penjenjangan (PermenPAN & RB Nomor 36 Tahun 2019). Pelatihan ini diselenggarakan agar setiap pemangku jabatan fungsional Bidan dapat lebih memahami tugas dan fungsi sesuai jenjangnya.  

Read article
Pertemuan Koordinasi Teknis Pemantapan Program Alat Kesehatan Dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga Tahun 2023

Kegiatan dimulai dari tanggal 15 s.d. 17 Maret 2023 bertempat di Hotel Santika Jl. Moh. Hatta palu. Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Bidang Farmasi, Farmalkes Dan SDMK. Tujuan kegiatan ini dalam hal pembinaan dan pengawasan alat kesehatan dan meng update pencapaian perkembangan alkes dan pkrt dalam negeri serta berbagai kendala yang dihadapi terkait regulasi ataupun kendala lainnya dalam ketersediaan Alkes dan PKRT, sehingga nantinya akan terjadi keselarasan kinerja antara pemerintah pusat dan daerah dalam ketersediaan Alkes dan PKRT dalam jumlah yang cukup, bermutu, aman dan bermanfaat.  

Read article
Peningkatan Kapasitas Petugas Kabupaten dan Sanitarian Puskesmas Dalam Pengawasan Adaptasi Perubahan Iklim dan Kebencanaan Lingkungan (API-KL)

Palu – Isu perubahan iklim sudah hangat diperbicangkan mengingat dampaknya yang serius pada berbagai aspek kehidupan terutama kesehatan. Potensi negatif atau risiko perubahan iklim teradap kesehatan telah dipandang sebagai tantangan global yang dapat mengancam penghidupan manusia. Pertemuan sosialisasi adaptasi perubahan iklim kebencanaan lingkungan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor dalam melakukan pelaksanaannya di lapangan. Pertemuan ini merupakan bagian yang terintergrasi dari strategi kementerian kesehatan dalam mendukung adaptasi perubahan iklim bidang kebencanaan lingkungan. Pertemuan di adakan di Kabupaten Parigi Moutong pada tanggal 3-4 Februari 2023. Peserta Pertemuan terdiri dari Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong 5 orang, Puskesmas 15 orang (terdiri dari Kepala Puskesmas dan TSL) total jumlah peserta 20 orang. Kegiatan di buka oleh Kepala Seksi Kesling dan Kesjaor Bapak Budiman Abdul Rauf, SKM dan Narasumber pengelola program adaptasi perubahan iklim dan kebencanaan Lingkungan (API-KL). Tujuan dari kegiatan ini untuk : 1. Peningkatan pengetahuan terkait dengan adaptasi perubahan iklim kebencanaan lingkungan 2. Membangun jejaring kerja terkait kegiatan adaptasi perubahan iklim kebencanaan lingkungan. 3. Memberikan informasi dan edukasi terkait kegiatan adaptasi perubahan iklim kebencanaan lingkungan Harapan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat membangun dan menciptakan sinergitas lintas program, lintas program, lintas sector dan instansi terkait serta dapat meningkatkan kapasitas petugas Kesehatan lingkungan dalam rangka menghadapi perubahan iklim, membangun jejaring kerja terkait kegiatan adaptasi perubahan iklim kebencanaan lingkungan dan Memberikan informasi den edukasi terkait kegiatan adaptasi perubahan iklim kebencanaan lingkungan.

Read article